Selasa, 28 September 2010

Purna PASKIBRAKA Indonesia Sulawesi Tengah: Upacara Bendera dalam rangka memperingati HUT RI k...

Purna PASKIBRAKA Indonesia Sulawesi Tengah: Upacara Bendera dalam rangka memperingati HUT RI k...: "Dalam rangka memperingati HUT RI ke-65 tahun 2010, pada hari Selasa, tanggal 17 Agustus 2010 di KBRI Islamabad telah dilaksanakan Upaca..."

Teknisi Hardware, System Analyst, dan Programmer Mengalami Rem Blong

Tiga orang naik mobil: seorang teknisi hardware, system analyst, dan programmer. System analyst menyetir dan ketika mereka menuruni gunung dia menemukan bahwa remnya blong dan mobil melaju di luar kendali.

Akhirnya dia menarik rem darurat, menurunkan gigi, dan menggesekkan rodanya pada semak-semak di samping jalan. Akhirnya dia berhasil menghentikan mobilnya. Ketiganya keluar dari mobil dan menganalisa situasinya.

Teknisi hardware: "Mari kita mencoba memperbaikinya. Saya akan merangkak ke bawah mobil dan melihatnya."

System analyst: "Tidak. Kukira kita harus mencari seseoarang yang ahli untuk memperbaikinya, terutama spesialis rem."

Programmer: "Mengapa kita tidak kembali ke tempat semula, dan mengulangnya untuk mengetahui apakah kejadian tadi akan terulang lagi untuk mengetahui letak errornya?"

Anak Kecil yang Kurang Ajar

Mamad biasa duduk-duduk di teras sebuah warung kopi. Suatu hari, seorang anak kecil laki-laki berlari di hadapannya sambil memukul kepala Mamad sehingga sorbannya melayang. Tapi sang Mullah tidak bereaksi apa-apa. Hal yang sama terjadi terus selama beberapa hari. Yang selalu dilakukan sang Mullah adalah mengambil sorbannya yang terjatuh dan mengenakannya kembali.

Seseorang bertanya kepada Mamad mengapa ia tidak menangkap dan menghukum anak kecil itu, atau meminta orang lain untuk melakukanya.

"Itu bukan cara yang tepat," kata Mamad.

Suatu hari Mamad, terlambat datang ke warung kopi. Ketika sampai di sana, dilihatnya seorang serdadu dengan wajah yang seram sedang duduk di tempat yang biasanya ia duduki. Tiba-tiba anak kecil laki-laki itu muncul. Seperti biasanya, ia menonjok sorban orang yang duduk di tempat itu. Tanpa berkata apa-apa, sang serdadu menghunus pedangnya dan kemudian memenggal leher anak itu.

"Ah, dia kan hanya anak kecil...!" gumam Mamad dengan penuh sesal.

Copyright FARID SUTIMAN LAMAKARATE